Ziarah ke Museum of Innocence

Kemal menemukan kebahagian mencintai seorang Füsun dengan segenap warna dan misteri.

Saat itu ibuku menangis

Buat kakakku Hermanto Junaidi yang sedang damai bersemayam di bawah pohon ketapang, tempat aku selalu menjengukmu, saat pulang, atau saat pergi sekalipun.

Indeks Perdamaian Kota Itu Perlu

By measuring the state of peace, we can further our understanding of the social, political and economic factors that help develop more peaceful environments

Tentang Ingatan dan Ideologi

The struggle of man against power is the struggle of memory against forgetting” — Milan Kundera (The Book of Laughter and Forgetting).

A Journey: from Border to Border

Midyat is one of a must visited historical places in Mardin beside Old Mardin. Overall this city is cited as paths of the early civilizations named Mesopotamia or far before it—if we talked about Christianity and Jews history as well for its strategic location with rocky hill and plain near the Tigris River.

Monday, April 30, 2012

Ekspor TKI dan Cerita-Cerita yang Terus Berulang

Sejak kecil, kata TKI sangat dekat dengan kehidupan saya dan kampung di sekitar rumah. Jadi tak aneh kalau saya selalu menyebut TKI sebagai komoditas paling assoy bagi pemerintah Indonesia. Bagaimana tidak, saya sudah berusia kepala dua--berarti sudah 20 tahun lebih orang-orang di kampung saya jadi TKI--dan persoalan TKI tidak pernah berubah. Beres pun tidak. Alih-alih selesai.

Sunday, April 29, 2012

Meragu dan Angka 01. 20 di HP Bututku

Ini tengah malam, dan sebuah angka di HP bututku telah menunjukkan angka satu--pertanda ini bukan malam lagi, tapi pagi sudah di depan mata. Ya, dingin udara sudah terasa lain di kulitku. Begitu hari terus berputar dan aku semoga tidak hanya berpura-pura mengikuti perputaran roda waktu. Perputaran waktu yang bringas, menggilas dan keras.

Saturday, April 28, 2012

Kritisisme Pemuda di Tengah Ormas Karbitan

Versi cetak tulisan ini ada di Jurnal Nasional.

PADA satu kesempatan sekitar sepekan lalu, saya bersama teman dari komunitas Peace Generation diundang oleh salah satu organisasi kemasyarakatan yang kedengarannya masih baru namun ekspansinya cukup masif di Indonesia. Tujuan mereka mengundang kami adalah untuk audiensi dan sharing tentang kegiatan komunitas. Hal seperti itu menjadi salah satu kesenangan saya di komunitas untuk berbagi dan mendapatkan teman baru dari komunitas lain atau pun organisasi kemasyarakatan yang notabene dirayakan oleh para pemuda negeri ini. 

Saturday, April 14, 2012

Rumbalara Rumbalara

(Rumbalara, rumah dan situs peninggalan bangsa Aborigin di Shepparton, Victoria, Australia)
Rumbalara
rumah masalalu
dinding tumpukan sampah
demi nama tanah

bukan musim dingin
ataupun musim panas
telah menggusurmu
tapi sepatu laras panjang
ataupun van topel
menginjakmu dari dekat
dari halamanmu sendiri
 
Rumbalara
namamu pelangi
menjaga pijarmu
di tengah remuk redam
tanahmu sendiri

Rumbalara
aku datang dari laut sebelah
kehausan kepada sejarah
namamu tanah yang disingkirkan
namamu pelangi yang diredupkan
namamu rumah ringkih yang disapih

obrolan mengiringi kunjungan kami
Bangunan di sini dibiarkan menyerupai arsitektur gaya Aborigin.

salah satu sudut dalam ruangan

Rumbalara Rumbalara
kau seperti tergigil di tanahmu sendiri
Rumah masalalu warga Aborigin
For further information on Rumbalara, check this site

Mimpi 100 Tahun Selanjutnya

Ask not what your country can do for you; ask what you can do for your country.
John F. Kennedy

Diktum di atas diucapkan oleh seorang negarawan kharismatik yang mantan presiden Amerika Serikat ke-35 demi memupuk kesadaran patriotisme bangsa Amerika yang berpijak kepada fondasi kerja keras dan independensi. Dalam konteks Amerika, pernyataan Kennedy sangat terang menantang rakyatnya agar bekerja keras, kreatif dan bahkan ambisius untuk mendukung centang perentang ideologi pragmatisme-kapitalis yang mereka anut. Namun bagi bangsa lain, ia adalah sebongkah spirit masa depan bagi negara-bangsa seperti Indonesia yang masih mencari bentuk ideal, dan membangun diri menuju kebangkitan, keagungan dan kesejehteraan dalam koridor humanisme dan prosperity state. Mewujudkan prosperity state (negara kesejahteraan) menunut kerja keras dalam berkarya dan berinovasi yang didasarkan kepada semangat pengorbanan dan gotong royong demi mewujudkan kesejahteraan dan keadilan bersama seperti tercermin dalam Pancasila.  

Namun begitu, adagium Kennedy selalu menjadi satir bagi bangsa yang malas dan bahkan menggaruk kekayaan sumber daya negaranya untuk kepentingan probadi maupun kelompok. Statemen di atas menjadi paradoks bagi kita. Satu sisi ia menjadi gugusan mutiara sangat berharga bagi kita, tetapi di sisi lain ia tak henti-henti menertawakan kita dari jarak dekat, di tengah proses penggembosan dan peringkihan negeri karena kasus korupsi dan perkara hukum yang tersandera mafia oleh pemerintahan sendiri.

Friday, April 06, 2012

Peace Power vs Demonstrasi Anarkistis

versi cetak tulisan ini ada di Jurnal Nasional
 
MENGIRINGI rencana kenaikan harga BBM, demonstrasi dari berbagai kalangan (mahasiswa, buruh, ibu tumah tangga, dan bahkan dari partai politik) tumpah ruah di mana-mana. Seperti biasa, demonstrasi tersebut kemudian banyak berujung bentrok dan rusuh, dan masih ada yang sampai melakukan penjerahan (seperti terjadi di Makassar). 

Naifnya, demonstrasi rusuh telah melekat dan berulang-ulang hampir setiap aksi protes yang kebanyakan dimotori mahasiswa, kelas kaum terdidik bangsa ini. Padahal, di waktu bersamaan sikap antipati dan kritikan terhadap aksi demo dengan kekerasan mulai santer disuarakan oleh rakyat sipil sendiri. Ini jelas menyuratkan pesan bahwa demonstrasi yang menjelma pentas kekerasan dan rusuh adalah tindakan yang tidak diinginkan oleh rakyat banyak.